3 Jul 2011

[Hendera] BAB 4 / Malam Pertama yang Tertunda

Seharusnya hari itu adalah hari dimana aku melantunkan beberapa kalimat yang merupakan sumpah pertanggungjawaban atas pasanganku. Tapi aku tidak merasakan bahwa aku memang harus mengucapakannya karena saat ini pernikahanku memang benar-benar batal tulen alias berakhir sebelum menikah, sejenis cerai tapi yang ini lebih sakit dari itu.

Saat hari ini datang seakan banyak hal yang telah aku lewati dalam beberapa hari sebelum menyambut datangnya hari yang mendebarkan ini. sekarang kau boleh bertanya apa yang aku lakukan di hari pernikahanku yang batal total ini?. membuat sebuah pesta besar-besaran untuk merayakan bahwa aku tidak jadi menikah?—sepertinya itu pemikiran seorang goblok saja yang mau melakukan itu, tapi karena aku memang seorang bodoh dan goblok aku benar-benar malakukan hal itu. apa aku bercanda?. Ah, sama sekali tidak.
Bersenang-senang dihari dimana aku memang seharusnya mendapatkan kesenangan, itu bukan hal yang dosa bukan, jika itu dosa beritahu aku!. Karena aku tidak mau lagi berurusan dengan para malaikat berwajah seram-seram itu!. Bicara soal malaikat, benarkah malaikat berwajah seram?
Sepertinya pertanyaan tidak penting ya, tapi aku benar-benar penasaran tentang wajah malaikat. Sepertinya aku salah tafsir masalah wajah malaikat yang seram. Bukankah malaikat itu berwajah tampan?. Jika benar malaikat berwajah tampan maka beruntunglah kita semua para laki-laki di dunia ini. karena malaikat tidak hidup di alam manusia sebagai manusia, sebab jika mereka hidup sebagai manusia maka bisa dipastikan aku akan menjadikan mereka kambing hitam yang menyebabkan Arianti meninggalkanku.
Ah, lagi-lagi aku memikirkan hal yang tidak-tidak. bisa di pastikan saat ini beberapa malaikat pastilah akan terbatuk-batuk karena aku terus saja menceritakan banyak hal tentang mereka. Sebelum mereka benar-benar marah maka kutarik saja semua kalimat ku tadi. kuharap kalian tidak mengulangi untuk membaca tentang malaikat.
Tepat di malam yang seharusnya aku nikmati bersama Arianti dikamar hotel yang romantis, yang hanya tinggal hayalan belaka, aku bersama 4 saudaraku yang tidak se-Ayah dan tidak se-Ibu, tidak serumah tidak juga sekomplek ini untuk menghabiskan malam dengan berkumpul bersama-sama dirumahku, bersenang-senang bermain beberapa permainan yang belum pernah kami mainkan sebelumnya.
Janganlah kamu berpikir kami mengadakan pesta dengan minum-minuman keras serta mengajak wanita-wanita untuk menghabiskan malam, ingat bung ini Indonesia dan saya ini tahu dengan agama, walau tidak terlalu banyak—hal seperti itu namanya dosa. Karena dosa jika dilakukan maka aku mencoba membayangkannya saja!. Dosa gak ya kalau Cuma membayangkan saja?
Berikut hayalan yang membayang dibenakku malam itu, baca saja dulu jangan berpikir jorok sebelum membacanya, karena jika belum dibaca mana bisa tahu :
Aku, Yoga, Joko, Radit dan Ikbal tepat di malam aku seharusnya menikmati malam pertamaku yang tertunda (aku lebih senang menyebutnya seperti itu, terdengar tidak menyakitkan). Kami mengadakan sebuah pesta bujang besar-besaran disebuah café yang memang selalu ramai pengunjung. Memesan banyak minuman dan mengajak orang-orang asing yang tidak kami kenal untuk bergabung merayakan pesta itu.
Inti dari pesta itu sebenarnya tidak ada dan tidak jelas, yang kami pikirkan saat itu adalah kami senang dan semuanya senang. Hal yang serasa semakin special adalah saat malam itu ada sebuah pertandingan sepak bola penting antara Indonesia dan Malaysia. Yah, kalian pasti tahu apa sebenarnya yang terjadi antara dua Negara itu tidak perlu lah aku membahasnya disini.
Karana kami semua adalah warga Indonesia maka ya tentulah semuanya mendukung Indonesia. Sorak-sorak penuh semangat, kadang penuh kesal, kadang juga menghempas-hempas meja dengan penuh girang dan geregetan, kami semua menyatu dalam satu kesatuan yang utuh. Apalagi disaat lagu Indonesia raya di nyanyikan, wah semuanya berdiri memegang dada dan menyanyi bersama. Wah bangsa ini ternyata memang besar dan perlu dibanggakan walau banyak masalah yang masih belum terselesaikan.
Mungkin inilah saatnya sebuah permainan aneh, kaum lelaki. Permainan ini sederhana saja, cukup duduk dimeja bundar lalu sebuah botol diputar dimeja. Dan siapa yang memang bernasib sial dan ujung botol mengarah kearahnya maka malam itu akan di persilahkan dengan rasa hormat untuk naik keatas panggung kecil yang ada disebelah kiri ruangan. Apa yang dilakukan diatas panggung?.
Boleh lah kalau kalian memang ingin tahu. Bukan menari sampai telanjang, bukan telanjang sambil menari tapi yang kali ini jauh lebih laki-laki dan lebih jantan.  Mau tahu dan penasaran hal apa itu?, santai saja di ruangan itu para malaikat tidak akan datang dan marah-marah karena mereka sudah ku suap dengan dua botol minuman kesukaan mereka!!.
Yang dilakukan di atas panggung adalah berdiri menghadap semua laki-laki lain lalu menceritakan sebuah kejujuran tentang pengalaman asmara. Wah terdengar seperti gak laki banget ya!!! Hahaha, tenang saja awalnya memang iya, tapi setelah semuanya menikmati maka hasilnya jauh diluar dugaan.
Botol diputar, semua jantung berdebar-debar, mungkin hari itu adalah hari tersial Joko. Ujung botol mengarah kearahnya yang berarti “Hay kawan semoga kau tidak berat hati untuk melakukannya.”
Semua duduk diam menatap kearah Joko yang mulai berpikir memilih cerita yang akan diceritakannya, ketika suaranya terdengar semuanya diam mendengarkan.
Berikut ceritanya (Sudut pandang Joko) :
Ini terjadi saat malam tahun baru tahun ini. mungin inilah hal yang paling memalukan seumur hidupku. Tepat di pinggiran jalan aku dan puluhan orang menunggu letusa kembang api yang memang tinggal sebentar lagi. Tiba-tiba saja di hadapanku seorang perempuan memanggil-manggilku dengan melambaikan tangan. Aku kira itu memang bukan aku tapi ketika aku menunjuk kediriku sendiri dia mengangguk. Aku mendekat kearahnya dan merentangkan tangan ingin memeluknya agar terasa akrab. Kukira di Italia melakukan hal seperti itu bukanlah hal yang lumrah tapi ternyata aku salah besar, dengan sangat terkejut ketika sebuah tamparan membekas diwajahku.
Ternyata perempuan tadi sedang berbicara dengan temannya yang ada dibelakangku. Gila itu hal yang paling memalukan saat itu tapi untunglah tak ada yang menyadarinya.
Setelah pesta kembang api berakhir aku duduk disebuah bangku besi dipinggiran jalan. Tiba-tiba saja seorang perempuan menghampiriku. Tapi kali ini aku cuek saja karena aku takut sial datang dua kali. Tahu gak apa kata perempuan itu pada ku dengan bahasa inggrisnya yang sangat jelek.
“Mas, retsletingnya kok dibiarin kebuka”
Semua orang tertawa mendengarkannya. Benar-benar nasib buruk menimpa Joko dan saat dia naik kepanggung pun retsletingnya tidak tertutup—dasar pelupa yang goblok.
Tolong di ingat ya ini Cuma cerita hayalanku saja yang sebenarnya terjadi adalah kami menghabiskan malam itu dengar bermain PS3 sepuas-puasnya, sambil makan cemilan—tidak ada yang istimewa.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah membaca dan memberikan komentar!