12 Okt 2011

Perfect Family


Telpon genggamnya berdeting, sebuah panggilan yang sejak tadi terus saja ditolak olehnya, di layar telpon genggam miliknya itu tertulis sebuah kata yang sudah lama tidak diucapkannya secara jujur, “Sayang” itulah kata yang muncul.
Jony berpaling, melanjutkan langkahnya dan menerima panggilan itu, mendengarkan suara seorang perempuan yang sangat dikenalinya sepanjang sisa hidupnya.

Kisah cinta Arjuna yang lain


Luka gigitan makhluk liar penghuni pegunungan Halilintar, membeku dengan rasa nyeri yang luar biasa. Kain merah yang berasal dari sobekan jubah penghangat tubuh itu masih terbelit di kaki sebelah kiri, tempat luka itu berada. Belitan kain itu sesekali di kencangkan agar tidak terlepas dari kaki karena berkali-kali kaki itu meronta kesakitan.
“Orang-orang pasti menemukan kita, mereka akan menyelamatkan kita, mereka akan mencari kita karena kita tidak kembali,” suara serak itu pelan berbisik di telinga Gabriel, memberikan energy semangat agar sahabatnya itu tidak putus asa dengan keadaan mereka.

11 Okt 2011

Ho dimenticato dove il cielo è

Ha detto prati, con bellissimi fiori di milioni di specie, vaste senza fine, i confini infiniti. E nel tratto mediano della bellezza di albero di schermo in crescita che è proibito. È vero, ho dimenticato il luogo dove si trova?.

Un tempo ero solo ballare luce nel cielo buio, per amore della bellezza senza scopo. Poi ho rimosso e inserito il bastardo utero marcio, non ancora nato ero già sentire il profumo della sofferenza. L'odore di questo mi fa dimenticare dove risiede il cielo.

E 'il momento in cui sono nato, che spero di vedere un sorriso di felicità, ma mi sbagliavo, il suono di abbaiare e gridare lindasan crudeltà treno del mondo per me. Così mi urlava con orrore, fino a quando ho dimenticato dove ho usato per essere.

Dio, mi sono dimenticato dove risiede il cielo. Si prega di Take me back in paradiso già dimenticato o finirò la mia vita in modo che nessuno più cattivo di me stesso in questo mondo.

Ho dimenticato il cielo dove risiede.
Published with Blogger-droid v1.7.4

10 Okt 2011

The Octavius

Malam itu semua awak kapal tertisur senyap, semuanya terbius oleh kabut tebal yang datang dengan tiba-tiba, meniupkan rasa ngantuk di bola mata mereka dan membawa jasad mereka semua ke alam lain yang jauh dari kerasionalan pikiran. Semua tergeletak begitu saja, bisu dan hanya terdengar suara deru gelombang yang menggulung.
Antonio menutup kotak musiknya, menghentikan pergerakan kursi goyang lalu turun dan mulai melangkah maju ke depan dengan tangan kanannya menggenggam kalung salib yang menurutnya mendekatkan dirinya dengan Tuhan. Dia menapak anak tangga, menuju keluar ruangan yang tiada henti terus berdenyit, dia membuka pintu yang tidak terkunci dan menajamkan pandangannya pada sosok puluhan awak kapalnya yang tergeletak dengan mata memebelalak keluar tanpa sedikit senyuman di wajah mereka semua. Pemandangan di tengah laut yang sangat mengerikan.

9 Okt 2011

Aku lupa dimana surga berada

Katanya padang rumput, dengan bunga-bunga indah berjuta jenis, luas tak berbatas, batas tak berujung. Dan di tengah hamparan keindahan tumbuh pohon rindang yang terlarang. Benarkah demikian, aku lupa dimana tempat itu berada?.

Dulunya aku hanya cahaya yang menari di langit gelap, demi keindahan tanpa ada tujuan. Lalu aku diambil dan dimasukkan kedalam rahim busuk yang haram, belum lahir aku pun sudah mencium aroma penderitaan. Aroma itu membuat aku lupa dimana surga berada.

Sudah saatnya aku dilahirkan, yang ku harap bisa melihat senyuman kebahagiaan, tapi ternyata aku salah, suara gonggongan serta lindasan kereta meneriaki kekejaman dunia kepadaku. Maka aku berteriak ketakutan, hingga akhirnya aku lupa dimana dulunya aku berada.

Tuhan, aku lupa dimana surga berada. Kumohon antarkan aku kembali ke surga yang sudah mulai terlupakan atau aku akan menyudahi hidupku agar tidak ada lagi keburukan tentang diriku di dunia ini.

Aku lupa dimana surga berada.
Published with Blogger-droid v1.7.4

Hari ini adalah hari kematianku

Aku rasa hujan, tapi tidak membasahi jiwaku. Aku juga merasakan teriakan orang-orang menyebut lirih namaku. Dan yang aku tahu hari ini adalah hari kematianku.

Tidak terdengar suara burung kutilang yang bertengger di ranting pohon ketapi. Melainkan teriakan gagak yg sedikitpun tak masuk dalam tangga nada solmisasi yang malah terdengar. Begitu juga dengan pelangi yang biasanya melintang mengikuti ujung cakrawala. Usaikah sudah dunia?. Yang aku tahu hari ini adalah hari kematianku.

Seminggu sebelumnya adalah waktu senggang yang aku miliki sebelum hari kematianku tiba. Saat itu aku masih mampu menangkap bola yang orang lemparkan kearahku. Membalas lemparan mereka lalu tertawa bersama seperti mentari pagi yang cerah tanpa pernah didatangi oleh mendung yang tidak terduga. Dan menghitung mundur dari hari itu hanya ada detak kosong yang begitu dingin merajam jiwa. Maka hari kematianku pun sudah tiba.

Sekali lagi aku rasa hujan, tapi tidak membasahi jiwaku. Sekali lagi aku dengarkan orang-orang lirih menyebut namaku. Akan tetapi di bawah pohon rindang itu tempat aku diteduhkan dari dunia, aku melihat wajah mereka semua. Wajah yang akhirnya menapak langkah pergi seperti sejarah yang akhirnya membusuk dan terlupakan.

NB:untuk hari kematina.
(latihan menulis puisi)
Published with Blogger-droid v1.7.4