Kotak musik dimatikan, semuanya duduk dengan
secangkir teh yang masing-masing berada di hadapan mereka. Alvin, Edward dan
Eliana diam menatap kearah Septi yang duduk di atas bangku kayu kecil memegang
sebuah alat musik yang segera akan dimainkannya. Sebuah cello sudah tersandar
dan siap untuk dimainkan.
27 Jun 2012
26 Jun 2012
[If Complicated] Bab Lima
Daun-daun
masih belum kering karena hujan, tapi sekawanan awan hitam telah pudar dan
memutih, keindahannya terlihat telah kembali, begitu juga dengan ketenangannya.
Pegunungan Naras yang cukup tinggi membuat semua pemandangan indah yang ada di bawahnya
terlihat lengkap, padi-padi yang menguning, danau, taman bunga dan laut yang
tak berujung, tampak begitu komplit, segar dan membahagiakan—semoga saja kebahagiaan itu akan sama dengan
Perasaanku nantinya. Ucap Edward dalam hatinya.
[If Complicated] Bab Empat
Eliana
bersandar pada pagar pelabuhan menatap indahnya sang surya yang separuh
tertelan lautan tanpa ujung. Awan-awan yang terlihat, hanyalah awan-awan tipis
yang bergerak pelan seirama dengan hembusan angin sepoi-sepoi. Suara mesin
kapal yang merapat dan suara orang-orang yang sedang sibuk di pelabuhan
menghiasi setiap detik yang berlalu.
[If Complicated] Bab Tiga
Alunan musik jazz mengetuk langkah demi langkah yang
seimbang, menciptakan keharmonisan dan rasa
elegan di antara dua menusia yang terhanyut dalam suasana pesta. Lengan
putih dan lembut dengan senyum palsu menghiasi wajah cantik yang mempesona,
menyembunyikan perasaan yang tidak bisa ditebak oleh para tamu yang hadir waktu
itu. Musik jazz seakan mengantarkan orang-orang ke dalam rasa hanyut yang menenangkan,
sehingga ada banyak hal yang orang-orang lewatkan dan tidak sadari.
[If Complicated] Bab Dua
Beberapa
tangkai bunga matahari bergoyang-goyang seirama dengan langkah Eliana yang
santai. Ujung-ujung tangkai bunga matahari dibungkus dengan Koran bekas lalu
dirangkul bagaikan bayi mungkil yang sedang tertidur pulas. Pagi yang sangat
cerah berhiaskan bunga-bunga yang indah berwarna-warni di sekeliling taman.
Eliana
baru saja selesai memetik bunga-bunga matahari untuk mengisi pot bunga di
rumahnya. Hal itu dilakukannya dua kali sehari dan terkadang dia merasakan
ketenangan di balik persoalan
keluarganya yang semakin besar.
25 Jun 2012
[If Complicated] Bab Satu
20
km dari Desa Rangkat
Hujan
rintik terkadang memang
menyenangkan, tapi tidak untuk Eliana hari itu. duduk di atas koper dengan
perasaan kesal bercampur bosan. Memegang tangkai payung dengan tangan kananya
yang sudah terasa letih. Pemandangan alam yang terpapar di hadapannya memang
indah. Pegunungan, persawahan yang hijau, jalan setapak serta kesunyian yang
menenangkan seharusnya dapat membuat Eliana tersenyum bahagia. Tapi semua itu
seolah pergi dan tidak terlalu dipikirkannya, karena hal besar yang ada di
dalam kepalanya hanyalah rasa kesal yang dipendam tanpa bisa dicurahkan pada
siapa pun.
22 Jun 2012
Tuhan itu tidak pernah adil?
Lonceng
berdentang, menggema di halaman luas menghampari bebatuan lusuh berlapis debu.
Ada yang hanya berbentuk biasa berwarna hitam dan putih, ada yang berbentuk
luar biasa dengan lekukan seni serta ukiran nama-nama jiwa yang telah menghilang,
ada juga yang berbentuk malaikat bersayap mengangkat tangan kanannya dengan
telunjuk mengheja langit. Halaman tadi dihiasi oleh hitam serta langkah-langkah
lemah, di atas dedaunan kering yang sebelumnya berguguran tersapu angin
kerinduan, kaki orang-orang mulai beranjak pergi dan sebelum itu terjadi, ada
banyak air mata berbelasungkawa yang mencoba menguatkan nafas kehidupan lain
yang kehilangan untuk terus bertahan.
Langganan:
Postingan (Atom)