26 Des 2011

Natal di malam yang panjang


Persediaan makanan sudah menipis dan bahkan beberapa keluarga sudah tidak lagi memiliki makanan, tubuh menjadi kurus di dalam rasa dingin, malam itu adalah malam natal semua orang yang tersisa berkumpul di dalam gereja, berdoa kepada kekudusan yang maha tahu segalanya.

Matinya Hari Ibu


Dan kini aku pun mempunyai anak yang setiap kali kubenamkan payudaraku kemulutnya yang rakus, dari kecil hingga dia besar pun selalu kujejali payudaraku, tidak hanya pada anakku tapi juga pada Suamiku, pada teman Suamiku, pada tetangga kami, pada siapa saja yang datang membawa uang untuk kehidupan kami. Payudaraku setiap kali aku benamkan di dalam mulut-mulut yang rakus.

20 Des 2011

[Lembar buku harian yang tercecer] Kematian dibayar dengan kematian


…………………………………………………………………………………
Tak ada yang bisa mengetahui kapan kita akan mati. Hari ini kita bisa tertawa, bisa menangis, bisa melakukan apa saja yang memang ingin kita lakukan, tapi kita tidak pernah tahu jika besok kita bisa saja mati dengan berjuta macam alasan yang mengejutkan. Kita sering kali berucap selalu ada hari esok! , tapi siapa yang tahu hal apa yang pasti terjadi besok dan seterusnya.
Seperti yang aku alami 2 tahun yang lalu, tak pernah menyangka aku bahwa kedua orang tuaku dibunuh oleh seorang perampok yang tanpa senghaja melintasi jalan tempat kami berada. Baik perampok itu juga tidak pernah merencanakan sebuah perampokan terhadap kedua orang tuaku, menodongkan postol dan menembakkan pistol itu kearah Ayahku lalu Ibuku.

15 Des 2011

Saya Ajinatha, Istri saya . . . !


 [Prolog]
Setiap detik adalah kehidupan, setiap detik adalah kematian. Setiap detik ada banyak kejadian yang terjadi, di mana dari setiap kejadian itu secara tidak langsung saling mempengaruhi satu sama lainnya. Baik itu hal sepele atau pun hal besar yang terjadi di dalam dunia manusia. Kehidupan adalah kepatian. Kematian adalah kepastian yang menakutkan. [Loganue Saputra Jr].
[01]
Suara mesin mobil di halaman rumah baru saja terdengar memelan, lampu sorot yang tadi melintasi jendela bertutup gorden transparan membentuk cahaya yang bergerak dan akhirnya padam—sama seperti suara mesin yang juga menghilang—membuat Aji yang tertidur di shopa ruang tengah terbangun.
Dengan helaan nafas panjang, jemarinya mencari-cari kacamata berlensa tebalnya di atas meja kaca, bangkit sambil mengenakan kacamata dan menyisir ramburnya dengan jari-jari renggangnya. Belum sempat dia mencapai saklar lampu untuk menyalakan lampu di ruang utama, pintu depan sudah terbuka pelan dari luar.

13 Des 2011

Andi Wabster, utara sebelah Gunung Roh mencakar langit


Prolog
Ini adalah pasir, terhampar di suatu pantai, seringkali tersentuh para gelombang yang menggulung. Ada kalanya di suatu ketika pasir-pasir itu  bersentuhan dengan ujung perahu yang tersesat, menempel pada telapak kaki yang basah karena baru saja tercebur di laut yang asin. Tanpa mereka inginkan, kaki tadi membawa beberapa kawanan pasir menuju daratan yang lebat dengan rerumputan hijau. Dari setiap langkah yang diciptakan kaki tadi, beberapa butiran pasir terlepas dan tercecer meninggalkan bekas pada dedaunan rumput. Hingga akhirnya langkah yang terpincang-pincang itu pun roboh di bawah pohon kelapa yang tua tak berbuah.
Di bawah lambayan pohon kelapa, di suatu ketika yang sepi, di malam yang berhiaskan dengan cahaya rembulan yang purnama. Andi bersembunyi di balik rerumputan tinggi yang merongga, tangannya gemetar sama seperti jantungnya yang berdetak begitu kencang memompa ketakutannya. Panah  berpeluru perak itu sudah terbilas oleh keringat Andi, keringat yang sejak lama terus bertambah keluar dari pori-porinya.

1 Des 2011

{Dudul Series} Gimana Kalau Tuhan Lupa?


Malam Jumat seperti biasanya 3 anak dudul tidak pernah absen nongkrong di masjid untuk mendengarkan ceramah Agama. Malam itu ceramah Agama yang di sampaikan oleh Pak Ustad Ande berjudul “Tuhan Maha Tahu Segalanya”.
Pengajian itu adalah pengajian rutin untuk anak-anak TPA di mana pesertanya hanyalah anak-anak TPA saja. Seperti biasanya 3 anak dudul pastilah selalu bertanya seperti pengajian-pengajian sebelumnya. Karena setelah ceramah biasanya Pak Ustad Ande selalu melakukan tanya jawab.
Indri : Pak Ustad, kalau Tuhan maha tahu segalanya berarti Tuhan tau dong siapa saja anggota dewan yang korupsi. Lalu kenapa Tuhan gak ngasih tau Polisi?
Usrad Ande : Iya, Tuhan memang maha tahu. Tapi Tuhan pengen manusia menggunakan akalnya dalam berpikir. Tuhan kan sudah punya penjara buat orang-orang yang berbuat dosa, jadi meskipun para koruptor gak ketauan dan ketangkap nanti ketika si koruptor sudah meninggal dunia pastinya akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan.