18 Agu 2011

Alf & Masa Kecilnya (tetap jujur = bodoh)



Cerita ini ku sebut sebagai cinta masa kanak-kanak. Ehm…walau pun masih anak-anak jangan salah, walau pendiam, para gadis seumuranku ternyata banyak yang tertarik kepadaku, mungkin karena kacamata yang aku pakai (itu menurutku) ternyata eh ternyata bukan kacamataku yang membuat mereka suka tapi wajah imutku (hal ini seperti pengakuan yang dilakukan oleh salah satu Ibu dari teman gadisku yang bilang bahwa wajahku imut).
Dengan bermodalkan keimutan dan juga coklat batangan yang akhir-akhir ini sering menimbulkan pertengkaran di rumah, yaitu antara Ibuku dan Ass. Sebelum aku lanjut aku ingin menceritakan sedikit cerita tentang coklat yang bermasalah. Ass adalah seorang bapak yang sangat sayang anaknya, saking sayangnya dia selalu membelikan coklat untukku, dia sering membawaku ke dalam hutan untuk berpetualan (walau ketika pulang aku terserang gatal-gatal alergi berminggu-minggu), sering membawa aku kesungai dan melemparku ketengah sungai (padahal aku tak bisa berenang) dan dengan cepatnya dia menolongku bagaikan pahlawan (pernah beberapa kali aku tenggelam hingga pingsan) dan banyak lagi hal yang menyenangkan yang Ass lakukan bersamaku.
Kembali kemasalah coklat batangan. Harap kalian tahu tidak baik jika terlalu banyak mengkonsumsi yang manis-manis seperti coklat karena di jamin gigi kalian akan mudah rusak, jadi untuk mencegah agar tidak rusak jangan lupa sikat gigi tiga kali sehari : pagi, siang dan malam ketika ingin tidur.
Waktu itu aku terserang batuk, dan dilarang untuk memakan coklat yang sebenarnya seperti susu, ibaratnya jika 4 sehat 5 sempurnanya adalah susu, maka aku 5 sempurnanya adalah coklat. Hari itu adalah hari tanpa coklat, padahal hari itu adalah hari valengtin = valentin, sebenarnya aku tidak mengerti apa itu valengtin, seperti yang di jelaskan oleh Ass bahwa jika hari valengtin aku harus memberi seorang perempuan sebatang coklat, dan setelah memberi jangan lupa minta ciuman!!! (nih bapak sama setresnya dengan anaknya). Nah karena hari itu adalah tanggal 14 februari yang merupakan hari valengtin maka rencanaku untuk memberikan coklat kepada seseorang yang aku sukai sirna. Hari tanpa coklat memang tidak menggembirakan, tapi karena Ass adalah bapak yang bisa diandalakn maka beruntung bin beruntung, coklat bin coklat dengan sepasang mas kawin di bayar tunai akhirnya aku dapatkan sebatang coklat dari Ass untuk gadis dambaan hatiku.
Setelah pulang sekolah aku mulai melakukan aksi coklat batangan, aku menghampiri si gadis dambaan hati dan menyerahkan sebatang coklat padanya sambil bilang, “Selamat hari valengtin.”
Dia menerima coklat tadi lalu diam saja, lalu aku bilang, “Kata bapakku kalau seorang laki-laki memberi coklat kepada seorang perempuan maka perempuan itu harus memberi ciuman.”
Gadis dambaanku itu tersenyum malu, tapi dia mencium pipiku sekali, aku diam berpikir, “Kok gak ada rasanya ya,” ucapku lugu.
Dia menciumku lagi lalu bertanya, “Gimana, apa sudah ada rasanya?.”
Aku menggelengkan kepala, “Mungkin kamu harus makan coklatnya dulu,” ucapku lagi.
Dia si gadis dambaanku memakan coklat tadi, kemudian menciumku, “Bagaimana?,” tanyanya lagi dengan wajah penasaran.
“Mungkin coklatnya kurang banyak,” ucapku berpendapat.
Dia makan lagi coklatnya hingga nempel noda coklat di bibirnya, dan saat itu lah aku yang langsung menciumnya antara bibirku dan bibirnya, cukup lama dan setelah itu aku bilang, “Ciumanmu manis.”
Mungkin itulah sepenggal kisah cinta yang pernah aku alami dulu di masa kanak-kanak di waktu aku masih tinggal di kampung yang terletak di pedalaman Kalimantan Timur (Muara Pahu). Simpel tapi berkesan, dan hingga hari ini aku masih menunggu ciuman yang sama yang sudah tidak pernah lagi aku dapatkan. Baik itu ciuman dari Ass maupun dari Ibu dan juga gadis itu, merindunya aku dengan kampung halaman.
Sebelum ku akhiri kisah ini ada satu kejadian yang hampir sama dengan kejadianku waktu kecil itu maksudku ciuman coklat itu. Waktu itu aku sudah cukup dewasa, sudah SMP kelas 2, tapi tetap saja aku pendiam dan tidak terlalu banyak punya teman, suatu hari tepatnya hari valengtin = valentine, aku membungkus sebatang coklat dengan bungkusan kado berwarna merah muda. Dan ingin menyerahkannya kepada gadis dambaan hatiku, jangan bilang ini gadis yang sama dengan yang waktu SD itu karena ini memang gadis yang sama hehehe. Seperti waktu itu juga, aku menemuinya saat pulang sekolah. Tanpa banyak bicara yang basa-basi apa lagi gombal aku langsung saja menyerahkan kado coklatku, “Selamat hari valengtin,” ucapku sambil tersenyum.
Dia menerima coklat itu sambil mengucapkan terima kasih lalu pergi meninggalkanku. Ketika sudah beberapa langkah dia pergi aku berteriak padanya.
“Kau tidak memberi aku ciuman?,” tannya ku dengan wajah heran.
Dia menoleh dan tersenyum malu lalu berlari meninggalkanku. Aku benar-benar bingung 100%, kenapa dia tidak menciumku seperti waktu kami masih SD?, mengapa dia malah lari sambil tersenyum?.
Setelah ku tanya dengan Ass di rumah, Ass malah tertawa terbahak-bahak sambil berucap, “Makanya kalau mau minta cium kamu jangan minta sama dia, kamu langusung aja cium dia sambil menyerahkan coklatnya, di jamin dia tidak akan lari lagi.”
Aku hanya bisa menganggukkan kepala sambil berpikir, “ Iya juga ya?!!!.”
Dari cerita di atas pelajaran yang bisa di ambil olehku adalah, jangan pernah meminta ciuman pada seorang perempuan, karena itu adalah tindakan yang tidak sopan, jangan mengharapkan sesuatu ketika memberikan sesuatu pada orang lain, karena hasilnya akan berujung kekecewaan, dan satu lagi jangan lupa minum kopi dan makan coklat hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah membaca dan memberikan komentar!