…………………………………………………………………………………
Tak
ada yang bisa mengetahui kapan kita akan mati. Hari ini kita bisa tertawa, bisa
menangis, bisa melakukan apa saja yang memang ingin kita lakukan, tapi kita
tidak pernah tahu jika besok kita bisa saja mati dengan berjuta macam alasan
yang mengejutkan. Kita sering kali berucap selalu
ada hari esok! , tapi siapa yang tahu hal apa yang pasti terjadi besok dan
seterusnya.
Seperti
yang aku alami 2 tahun yang lalu, tak pernah menyangka aku bahwa kedua orang
tuaku dibunuh oleh seorang perampok yang tanpa senghaja melintasi jalan tempat
kami berada. Baik perampok itu juga tidak pernah merencanakan sebuah perampokan
terhadap kedua orang tuaku, menodongkan postol dan menembakkan pistol itu
kearah Ayahku lalu Ibuku.
Perampok
itu juga sebelumnya tidak pernah memiliki niat untuk merampok atau bahkan
membunuh jika dia memiliki uang dan tidak dalam keadaan terdesak karena ke-2
anaknya yang masih kecil kelaparan di rumah penuh tangis.
Dan
bahkan ledakan senjata pun tidak akan pernah menggema andai saja pistol yang
dimiliki perampok tadi tidak pernah dimilikinya, pistol yang didapatnya dari
almarhum ayahnya.
Sebuah
kejadian yang tidak pernah terduga sebelumnya, akan tetapi seolah sudah
terpetakan sejak lama dan digariskan oleh Tuhan pasti akan terjadi. Kejadian
yang terjadi karena banyaknya hal lain yang jika dipikir tidak saling
berhubungan satu sama lainnya, dan akhirnya memiliki benang merah pada sebuah
pristiwa yang juga tidak pernah direncanakan oleh para pelakunya.
Dan
kejadian yang sudah menjadi masa lalu itu pun masih memiliki dampak lanjutan,
dampak perasaan dendam dan ketakutan yang akhirnya membenam di dalam jiwaku.
Dendam yang membuat aku hampir gila dan tidak bisa tidur setiap kali wajah
kedua orang tuaku membayang di dalam benakku.
10
tahun kemudian perampok tadi dikeluarkan dari penjara, dia dikeluarkan lebih
cepat daripada seharusnya, kata orang karena dia berlaku baik dan mengakui
semua perbuatannya, tapi meskipun dia berkata menyesal telah melakukan itu
semua rasa dendam di dalam jiwaku tidak pernah surut dan hilang. Aku pun
berencana untuk membunuhnya dengan pistol yang tersimpan di dalam lemari
pakaian Ayahku, pistol Ayahku yang akan merenggut kehidupannya. Kematian
dibayar dengan kematian.
Tapi
begitu terkejutnya aku ketika sudah berdiri di depan pintu pengadilan, ketika
si perampok tadi dinyatakan bebas, ketika aku mulai mengelurkan pistol yang ku
pegang dari lengan jaket yang ku kenakan. Suara tembakan menggema di ruangan
yang riuh dengan orang-orang, sebuah tembakan yang dilakukan oleh seorang
perempuan yang sama sekali tidak aku kenal, perampok tadi roboh, dia tergeletak
di atas ubin putih bersimpah darah, nyawanya tidak terselamatkan.
Semenjak
kejadian itu aku malah sering terdiam berpikir panjang, berpikir tentang rasa yang
aku rasakan, tentang penyesalan yang terus mengalir di dalam jiwaku. Aku tak
tahu harus kemana lagi aku membalas dendam, aku tak tahu kemana aku harus
melampiaskan ketakutan dan rasa sedihku, aku tak tahu…….aku benar-benar merasa
sendirian di dalam situasi yang tidak memiliki kepastian.
Hari
ini aku melakukan perjalanan jauh yang tidak memiliki akhir, aku terus
melangkah dan berharap semua itu bisa terobati dan terlupakan dengan
sendirinya, walau pun aku tidak pernah yakin dengan hal itu……aku tidak pernah
yakin…….
………………………………………………………………………….
NB : Apa yang anda lakukan jika semua ini terjadi
pada anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah membaca dan memberikan komentar!