Alf & Ass : Pertualangan di Manau (pedalaman Kaltim)

 

Ini adalah cerita ketika aku masih tinggal di pedalaman Kalimantan Timur, di desa yang bernama Muara pahu (yang ini masih ada di peta). Seperti yang memang sering kami lakukan (Aku dan Ass =Anak dan Bapak), hari libur berarti = hari berpertualang (walau sebenarnya aku tidak mau ikutan), nah kali ini kami berpetualang menuju kediaman para dayak yang sudah lumayan cukup modern (maksudnya sudah pakai baju yang pantas dan sopan). Nama tempat itu Manau (yang ini sepertinya tidak ada di dalam peta), kami bermalam di sana selama 2 hari saja, tapi walaupun hanya 2 hari banyak hal aneh, unik dan tak terduga yang terjadi (saya harap kalaian tidak menduga-duga lebih dulu).

Entah ada acara apa hari itu (menurut pengamatanku di Manau sedang berlangsung acara adat untuk memeperingati sebuah hari besar), acara itu tidak hanya meriah, tapi mengerikan sekaligus sadis, sebab acaranya tidak hanya pesta tapi ada pertunjukan gladiatornya lo. Pertaruangan manusia dengan binatang (sepertinya orang Manau memang suka nonoton Gladiator hihihi).

Ternyata eh ternyata setelah aku tanyakan dengan Ass, mengapa ada acara seperti itu. si Ass menjawab sambil tersenyum, “Anak kepala suku sudah datang bulan!.”

Aku mikir, “Apa hubungannya datang bulan dengan pertarungan manusia dan binatang, dan mengapa juga harus di adakan acara besar-besaran? (aneh tapi itulah ada-istiadat). Setelah aku tanya, tanya dan terus bertanya agar tidak tersesat di jalan, karena ada pepatah yang mengatakan malu bertanya sesat di jalan, sesat di jalan masih untung dari pada sesat di pedalaman Kalimantan Timur.

Jelas eh di jelasin, terang eh diterangin tenyata eh ternyata hari itu adalah hari pertama anak kepala suku yang perempuan pastinya, sedang mengalami datang bulan yang pertama (jika si kepala suku punya anak perempuan 12 orang maka akan ada 12 kali acara besar seperti hari itu, tapi perhatian,perhatian, anak tiri dan anak pungut tidak masuk hitungan, apa lagi anak dapatan dari dalam semangka seperti aku hihihi, tapi aku kan laki-laki ??!!).

Pertunjukan Gladiatorererer itu di adakan di sebuah lapangan luas yang di batasi oleh rerumputan ilalang yang tinggi dan bergoyang, pertunjukan itu menampilkan pertarungan seorang laki-laki melawan seekor kerbau bertanduk runcing berkulit hitam, bermata tajam berbadan besar. Menurut saya seharusnya si laki-laki yang menajdi lawan kerbau itu seharusnya membawa kain merah biar tambah keren dan berkelas, tapi yang di bawanya lebih keren dari apa yang aku pikirkan. Apa yang di bawanya?, cirri-cirinya : panjang, cukup besar, berwarna kehitaman, pangkalnya berbulu, ujungnya agak bengkok sedikit, sebelumm di gunakannya benda itu di jilat-jilannya terlebih dahulu. Sebuah Mandau khas Kalimantan Timur yang sangar berbahaya.

kerbau liar itu masih terikat dengan tali yang aku nilai tidak kuat, karena kecil dan mudah putus, Ass yang merupakan teman kepala suku membuat kami di jamu dengan spesial (entah di mana Ass mengenal kepala suku itu, perasaan teman Ass itu selalu saja orang-orang penting!!!).

Kami duduk di atas panggung bersama Istri dan anak perempuan yang baru pertama kali datang bulan itu (perhatian-perhatian, kali ini aku tidak berani merayu anak kepala suku yang cantik dan putih serta sexy itu, karena aku sudah belajar dari pengalaman ku sebelumnya bahwa perempuan pedalaman Kalimantan Timur adalah agresif, apa lagi kali ini dia baru pertama kali datang bulan “berbahaya.”

Setelah pertunjukan selesai yang akhirnya dimenangkan oleh manusia (ngeri melihatnya apa lagi menceritakannya di sini, darah penuh di lapangan, si kerbau liar sekarat dan akhirnya di ponis almarhum karena kepalanya kepenggal sama Mandau yang tajam itu), nah setelah pertunjukan, kami pun menuju sebuah rumah adat yang panjangnya luar biasa hingga luar binasa. Nama rumah itu adalah “RUMAH LAMIN” rumah adat Kalimantan Timut.

Mari kita melakukan bedah rumah, apa saja yang ada di dalam rumah itu??. awalnya saya membayangkan akan ada banyak patung-patung seni rupa yang penuh nilai sejarah, eh ternyata salah besar, besar dan sangat besar. Dari ujung sampai dengan ujung, dari sudut hingga sudut lainnnya rumah itu di penuhi oleh manusia, baik itu laki-laki perempuan anak-anak, nenek-kakek, sampai orang dewasa lainnya. Sayangnya tidak ada mahluk luar angkasa yang sering di sebut “ALIEN” di sana.

Apa yang orang-orang lakukan disana??. Sebelumnya pernahkan anda melihat tempat perjudian di Las Vegas, nah kurang dan sangat kurang lebih seperti itulah. Sepanjang rumah itu dihiasi dengan tempat perjudian, semua orang di sana asik bermain judi, sepertinya tidak perlu minum alkohol untuk mabuk, karena semua orang yang ada di sana semuanya mabuk judi.

Dan lucunya di sana juga ada tempat penitipan anak-anak di bawah umur!, ada sebuah ruangan khusu yang dipenuhi oleh anak-anak yang berbaring dan tertidur karena orang tuanya sedang asik bermain judi.

“Ingat jangan bilang sama Bunda kala kamu, aku ajak kesini!,” Ass memperingatiku.

Lagi-lagi berbohong?!. Ini kedua kalinya Ass menyuruh aku berbohong pada Bunda.

Ass duduk di depan beberapa orang, pirasatku dia mau ikut main judi juga!, aku duduk di panguan Ass, ternyata eh ternyata Ass tidak ikut main, hanya saja dia mau merasakan menguncang dadu yang ada di dalam kotak. Setelah dadu di goncang semua orang masang taruhannya masing-masing lalu kotak di buka, nah saat itulah ada banyak ekspresi yang terlihat.

Sebenarnya dalam permainan itu jangan sekali-kali menatap kearah perempuan yang ada di hadapan kita karena pakaiannya yang sexy itu bisa menyebabkan kekalahan untuk kita (ini Cuma saran), tapi jika melihat tapi tidak ikut main itu tidak apa-apa, mumpung gratis. Bayangkan saja perempuan sexy, berwajah cantik, berkulis putih bersih,  duduk dengan kaku membuka padahal dia hanya memakai rok pendek, alhasil dari tempat aku duduk aku bisa melihat celana dalamnya yang berwarna coklat berenda itu! (sungguh pengalamn spiritual yang menyenangkan).

Setelah cukup lama menonton, kami di bawa oleh kepala suku tadi keruang pribadinya, beruntung sekali kami bisa di bawa kesana karena kata Ass jarang ada orang yang pernah ke ruangan itu, nah di situ adalah tempat paling enak yang pernah aku rasakan untuk menghilangkan lelah, mau tahu mengapa?, karena di sana kami mandi berendam di dalam bak besar berisi air hangat yang bercampur dengan tumbuhan herbal yang harum, kemudian di pijat oleh beberapa perempuan sexy yang muantap dan aduhai. Setelah itu di suguhi lagi minuman herbal yang sebenarnya bikin aku muntah.

Waktu di pijat sama perempuan-perempuan aduhai itu, kami tidak boleh memakai pakaian sehelaipun, jadi telanjang deh, sebenarnya aku sih malu, tapi demi sebuah pengalaman yang memang sangat berkesan tidak apa lah, di atas sebuah papan yang berlapiskan dedaunan pisang, kami tengkurap, sambil di pijat, entah pakai ramuan apa tuh mijatnya, baunya enak dan bikin ngantuk. Saat pijat di bagian kaku aku sih biasa saja, tapi setelah pijatan itu semakin naik, naik dan naik aku mulai merasa geli, geli dan geli.

Bayangkan saja (cukup membayangkan saja ya) bagian sensitip kalian di pegang sama perempuan yang tidak kalian kenal, dan aduhai, geli bukan hihihi. Saat aku sudah tidak tahan lagi, Ass dan kepala suku yang ada di sebelahku, mereka juga sedang di pijat, tertawa terbahak-bahak mentertawakanku.

“Tenang saja nanti juga terbiasa,” ucap kapala suku tadi.

“Maklum punyanya masih kecil,” ucap perempuan yang memijatku.

Mendengar ucapan itu aku jadi kesal sedangkan Ass dan kepala suku tadi jadi ketawa-ketawa kegirangan.

“Kan masih anak-anak,” ucapku melakukan pembelaan.

Setelah itu ketika kami ingin pulang, si kepala suku berpesan kepada ku, bila usiaku sudah 21 tahun maka aku di undangnya untuk mampir di Manau lagi, untuk mendapatkan pijatan berikutnya, aku hanya tertawa mendengar tawaran itu.

Sekarang aku mikir, umurku sudah 20 tahun April ini 21 tahun, aku sepertinya memang harus kesana lagi untuk mendapatkan pijatan!.[]